- Barangsiapa meninggalkan ucapan yang tidak perlu, maka dia akan diberi hikmah
- Barangsiapa meninggalkan penglihatan yang tidak perlu, maka dia akan diberi kekhusyu’kan dalam hati
- Barangsiapa meninggalkan makan yang berlebihan, maka dia diberi kenikmatan beribadah
- Barangsiapa meninggalkan tertawa yang berlebihan, maka dia akan diberi kewibawaan
- Barangsiapa meninggalkan humor, maka dia akan diberi kehormatan
- Barangsiapa meninggalkan cinta duniawi, maka dia akan diberi kecintaan kepada akhirat
- Barangsiapa meninggalkan perhatiannya kepada aib orang lain, maka dia akan diberi kemampuan untuk memperbaiki aibnya sendiri
- Barangsiapa meninggalkan penelitian tentang bagaimana wujud Allah, maka dia akan terhindar dari nifaq”
“Manisnya iman tidak akan merasuk ke dalam hati seseorang hingga dia mau meninggalkan sebahagian ucapan karena takut dusta, meskipun dia itu jujur; dan mau meninggalkan sebagian sanggahan meskipun dia itu benar.” (HR Dailami)
“Barangsiapa benar-benar bersabar dalam menghadapi masalah yang amat sulit, niscaya Allah akan menempatkannya di syurga Firdaus dan di dalamnya dia boleh memilih tempat di mana saja yang disukainya” (HR Abu Syaikh)
“Siapa yang tergiur memenuhi syahwatnya (yang haram) namun dia mampu untuk menolaknya dan lebih mengutamakan penolakannya daripada memenuhi keinginan dirinya, maka dosa-dosanya diampuni” (HR Daraquthni)
“Tidaklah seorang hamba mengucapkan suatu ucapan yang maksudnya hanya untuk membuat orang lain tertawa, melainkan sungguh dia telah jatuh ke dalam jurang yang ukuran dalamnya lebih jauh daripada jarak antara langit dan bumi; dan sungguh dia tergelincir kerana olah lisannya yang kadarnya lebih parah daripada ketergelinciran kedua kakinya” (HR Khara’ithi)
“Diam adalah akhlaq yang terbaik, barangsiapa suka humor, tentu dia akan dihinakan” (HR Dailami)
“Ada enam faktor yang boleh menghapus amal kebaikan: yaitu suka memperhatikan atau membicarakan aib orang lain, hati yang keras beku (tidak mau menerima nasihat orang lain), cinta keduniaan, kurang memiliki rasa malu, panjang angan-angan, dan senantiasa berbuat zalim (kepada orang lain)” (HR Dailami)
0 komentar:
Posting Komentar