QUOTE OF THE DAY

~"~ Tak perlu mencari alasan ketika berbuat salah. Tetapi akui, perbaiki, dan upayakan untuk tidak mengulangi kesalahan itu lagi~"~

24 Maret 2011

Jangan Memukul Anak

Mungkin Anda khususnya para orang tua sudah sering mendengar bahwa menghukum anak dengan pukulan atau hukuman-hukuman fisik lainnya, berdampak negatif dalam perkembangan anak. Mengapa?

Berbohong
Salah satu dampak negatif yang paling cepat dapat kita saksikan dalam diri anak ketika sering mendapat hukuman fisik adalah berbohong. Anak di usia dini juga dapat mencari akal untuk lolos dari hal-hal yang menurutnya sebuah bahaya. Anak akan merekam kebiasaan memukul orang tua ketika ia bersalah. Dalam waktu yang relatif singkat anak akan mencapai kesimpulan sederhanya yaitu bagaimana caranya menghindar.

Karena takut dipukul atau dihukum, anak dengan sendirinya terpaksa mencari-cari alasan untuk menghindari hukuman. Dan nyaris tidak dapat dielak, semua alasan tersebut bohong.
Meski orang tua telah memberikan peringatan bahwa berbohong adalah perbuatan yang tidak terpuji, namun sang anak tetap akan melakukannya. Karena menurutnya, berbohong adalah satu sarana ampuh untuk menghindar dari hukuman orang tua. Lebih buruknya lagi, anak akan menggunakan cara itu untuk menghindari dari segala hal bahkan kesalahan-kesalahan kecil.
Lamban laun kebiasaan buruk tersebut menjadi bagian dari watak sang anak dalam masa pertumbuhannya.

Agresif
Dampak lain yang tidak lebih kecil dari sebelumnya adalah peningkatan watak agresif anak. Berdasarkan hasil riset, anak yang terbiasa mendapat pukulan atau hukuman fisik sejak usia tiga tahun, ketika menginjak usia lima tahun, sang anak akan berperilaku lebih agresif.
Riset yang dilakukan di Tulane University, New Orleans, Amerika Serikat menunjukkan, anak yang selalu mendapat pukulan dan hukuman fisik ketika dibandingkan dengan anak-anak lainnya, menunjukkan sikap yang lebih agresif.
Menurut para peneliti, anak yang selalu dipukul berpotensi menunjukkan perangai yang agresif dan temperamen. Jika demikian terjadi, anak akan berteriak, mengancam merusak barang-barang, dan mengganggu anak-anak lain.

Banyak Pilihan
Banyak pilihan yang dapat ditentukan para orang tua untuk menyikapi kesalahan anak. Contohnya, ketika sang anak mencoret-coret buku pekerjaan rumah adiknya, orang tua dapat memarahinya (dengan menggunakan bahasa yang halus). Kemudian menjelaskan dampak dari perbuatannya itu bagi si adik. Atau orang tua juga dapat sedikit menghukumnya dengan tidak memberikan perhatian pada sang anak sambil sesekali mengingatkan bahwa ini semua karena kesalahan sang anak. Perhatian orang tua adalah hal yang sangat penting bagi anak-anak, karena mereka selalu ingin menunjukkan hal-hal yang mereka lakukan kepada orang tua. Oleh karena itu, hukuman ini cukup mendorong anak untuk tidak melakukan hal yang sama. Namun perlu diingat, hukuman tidak memperhatikan itu tidak boleh berlangsung lama karena ini juga akan berdampak buruk bagi psikologis anak.
Cara lain yang sering digunakan adalah dengan menggiring sang anak ke sudut dinding. Orang tua dapat menahannya di sudut dinding itu dengan alasan agar sang anak memahami kesalahannya. Tentu anak tidak dapat mengambil kesimpulan mengenai dampak dari perbuatannya, oleh karena itu orang tua harus menjelaskan dampak buruk dari perbuatan anak. Setelah anak menganggukkan kepala tanda mengerti penjelasan orang tuanya, barulah ia diperbolehkan pergi.

Masih banyak pilihan lainnya dan masing-masing orang tua memiliki cara tersendiri untuk menghukum anak ketika berbuat salah namun tidak dengan pukulan atau hukuman fisik.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Post

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...