Di sebuah desa hiduplah seorang tua dengan seorang anaknya. Desa itu sudah lama kekeringan dan menjadi tandus, sehingga banyak dari penduduk desa yang pindah. Kehidupan mereka sangat miskin, hanya sebuah gubuk reot dan seekor keledai harta yang mereka miliki. Setiap hari mereka hanya mengandalkan keledai yang mereka miliki untuk bekerja.
Pada suatu hari sang ayah berkata kepada anaknya bahwa mereka harus pergi ke tempat lain untuk mendapatkan pekerjaan agar kehidupan mereka bisa layak, karena hampir tidak ada yang bisa dikerjakan di tempat itu untuk mendapat makan.
Pagi harinya mereka berangkat dengan membawa seekor keledai, karena hanya itulah yang bisa dijadikan sebagai tunggangan. Saat hendak berangkat, sang ayah berkata: "Nak kamu aja yang naik keledainya, biar ayah yang jalan kaki sambil menuntun". Lalu berangkatlah mereka ke desa lain dengan sang anak naik keledai sementara ayahnya berjalan.
Ditengah jalan, mereka melewati sekumpulan orang. Melihat ayah dan anak tersebut, sekumpulan org itu berbisik: "Hei teman teman..lihatlah!! ada seorang anak yang tidak berbakti kepada orang tuanya. Masa ayahnya dibiarkan jalan kaki sementara dia enak-enakan naik keledai. Anak macam apa itu???". Mendengar itu si anak merasa tidak enak, lalu mempersilahkan sang ayah yang naik diatas keledai sementara dia jalan kaki. Setelah bertukar tempat, mereka kembali meneruskan perjalanan.
Tidak jauh berjalan. mereka bertemu sekumpulan orang lagi. Lalu orang-orang tersebut berbisik: "Teman teman coba lihat, didepan kita ada orang tua yang memperbudak anaknya. Masa anaknya dibiarkan jalan kaki sementara ayahnya enak-enakan naik keledai. Ayah macam apa itu??". Mendengar hal itu, ganti sang ayah yang merasa tidak enak lalu menyuruh anaknya untuk naik bersama.
Belum jauh ayah dan anak itu melanjutkan perjalanan dengan naik keledai bersama, bertemulah kembali dengan sekumpulan orang lagi. Dan orang-orang itupun juga berbisik: "Wah..wah...ternyata di depan kita ini ada orang suka menyiksa binatang. Masa keledai sekecil itu ditumpangi berdua. Orang macam apa mereka??". Mendengar hal itupun sang ayah dan anaknya juga merasa tidak enak. Akhirnya mereka turun dari atas keledai dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki bersama sambil menuntun keledai.
Di tengah jalan, sekali lagi mereka bertemu dengan sekumpulan orang. Orang-orang itupun berbisik juga kepada yang lainnya: "Lihat kawan kawan. ada 2 orang yang gila. Masa ada keledai tapi mereka justru jalan kaki. Kalau begitu buat apa keledai itu dibawa??" Mendengar gunjingan itu, akhirnya sang ayah dan si anak berhenti.
Pada suatu hari sang ayah berkata kepada anaknya bahwa mereka harus pergi ke tempat lain untuk mendapatkan pekerjaan agar kehidupan mereka bisa layak, karena hampir tidak ada yang bisa dikerjakan di tempat itu untuk mendapat makan.
Pagi harinya mereka berangkat dengan membawa seekor keledai, karena hanya itulah yang bisa dijadikan sebagai tunggangan. Saat hendak berangkat, sang ayah berkata: "Nak kamu aja yang naik keledainya, biar ayah yang jalan kaki sambil menuntun". Lalu berangkatlah mereka ke desa lain dengan sang anak naik keledai sementara ayahnya berjalan.
Ditengah jalan, mereka melewati sekumpulan orang. Melihat ayah dan anak tersebut, sekumpulan org itu berbisik: "Hei teman teman..lihatlah!! ada seorang anak yang tidak berbakti kepada orang tuanya. Masa ayahnya dibiarkan jalan kaki sementara dia enak-enakan naik keledai. Anak macam apa itu???". Mendengar itu si anak merasa tidak enak, lalu mempersilahkan sang ayah yang naik diatas keledai sementara dia jalan kaki. Setelah bertukar tempat, mereka kembali meneruskan perjalanan.
Tidak jauh berjalan. mereka bertemu sekumpulan orang lagi. Lalu orang-orang tersebut berbisik: "Teman teman coba lihat, didepan kita ada orang tua yang memperbudak anaknya. Masa anaknya dibiarkan jalan kaki sementara ayahnya enak-enakan naik keledai. Ayah macam apa itu??". Mendengar hal itu, ganti sang ayah yang merasa tidak enak lalu menyuruh anaknya untuk naik bersama.
Belum jauh ayah dan anak itu melanjutkan perjalanan dengan naik keledai bersama, bertemulah kembali dengan sekumpulan orang lagi. Dan orang-orang itupun juga berbisik: "Wah..wah...ternyata di depan kita ini ada orang suka menyiksa binatang. Masa keledai sekecil itu ditumpangi berdua. Orang macam apa mereka??". Mendengar hal itupun sang ayah dan anaknya juga merasa tidak enak. Akhirnya mereka turun dari atas keledai dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki bersama sambil menuntun keledai.
Di tengah jalan, sekali lagi mereka bertemu dengan sekumpulan orang. Orang-orang itupun berbisik juga kepada yang lainnya: "Lihat kawan kawan. ada 2 orang yang gila. Masa ada keledai tapi mereka justru jalan kaki. Kalau begitu buat apa keledai itu dibawa??" Mendengar gunjingan itu, akhirnya sang ayah dan si anak berhenti.
Lalu sang ayah berkata kepada anaknya: "Nak, gimana ini? Kok kayaknya kita salah terus? Kamu yang naik keledai salah, ayah yang naik keledai salah, dinaiki berdua juga salah dan keledai itu tidak dinaiki-pun masih salah. Mending kita kembali aja ke rumah dan biar kita tidak digunjing oleh orang lagi, lebih baik keledai kita ini kita gendong aja".
Akhirnya mereka berduapun kemballi ke rumah dengan menggendong keledai bersama-sama. Lucu ya...??!!
Kira-kira apa yang tersirat dari cerita diatas???
Dalam hidup ini terkadang kita tidak bisa memuaskan semua orang di sekeliling kita. Ada sebagian orang yang suka dan senang dengan apa yang kita lakukan, namun juga ada sebagian orang yang justru tidak menyukainya. Hal itu wajar terjadi, karena sebaik apapun yang kita kerjakan, masih akan ada sebagian orang yang merasa tidak puas.
Lalu apa yang mestinya kita lakukan?
Bukannya tidak menghiraukan orang lain, namun dalam mangambil keputusan terlebih untuk kehidupan kita sendiri maka kita-lah orang yang pantas untuk memutuskannya (selagi keputusan itu tidak melanggar norma-norma yang ada).
Hidup kita...hanyalah Tuhan dan kita sendiri-lah yang bisa menentukan. Karena apapun keputusan yang kita ambil, kita sendiri-lah yang akan menanggung akibatnya (bukanlah orang lain). Yakini Hatimu
Akhirnya mereka berduapun kemballi ke rumah dengan menggendong keledai bersama-sama. Lucu ya...??!!
Kira-kira apa yang tersirat dari cerita diatas???
Dalam hidup ini terkadang kita tidak bisa memuaskan semua orang di sekeliling kita. Ada sebagian orang yang suka dan senang dengan apa yang kita lakukan, namun juga ada sebagian orang yang justru tidak menyukainya. Hal itu wajar terjadi, karena sebaik apapun yang kita kerjakan, masih akan ada sebagian orang yang merasa tidak puas.
Lalu apa yang mestinya kita lakukan?
Bukannya tidak menghiraukan orang lain, namun dalam mangambil keputusan terlebih untuk kehidupan kita sendiri maka kita-lah orang yang pantas untuk memutuskannya (selagi keputusan itu tidak melanggar norma-norma yang ada).
Hidup kita...hanyalah Tuhan dan kita sendiri-lah yang bisa menentukan. Karena apapun keputusan yang kita ambil, kita sendiri-lah yang akan menanggung akibatnya (bukanlah orang lain). Yakini Hatimu
0 komentar:
Posting Komentar